Wednesday 12 January 2011

CABAL Online

Warrior

Petarung Jarak dekat dengan Kekuatan tanpa tanding WARRIOR


Ada 6 skill bertarung berjuluk "Authentic Six" yang turun-temurun berkembang di antara Nevarethian. Dari semua Authentic Six, "Warrior", "Blader" dan "Wizard" telah berkembang sebelum Nevareth Exodus, tepatnya pada masa yang Diagungkan. Menurut teori, ketika teknologi core mencapai masa keemasannya, ratusan grup berlatih dan mempelajari skill unik mereka masing-masing. Namun, skill bertarung yang ada sekarang dikembangkan oleh generasi pertama 7 sage berdasarkan pengetahuan nevarethian yang selamat melalui nevareth exodus.

"Warrior" adalah mereka yang mewarisi bentuk awal dari "force". Mereka mengandalkan kekuatan fisik dengan menggunakan force tanpa sedikitpun memanipulasinya. Jadi, bagi seorang Warrior, kekuatan fisik berada di atas bentuk force lainnya.
Karena mereka mementingkan kekuatan fisik alih-alih teknik dan kecepatan, pertempuran yang dilalui warrior dinamis dan menarik untuk disaksikan. Sebaliknya, pemahaman mereka akan manipulasi force sangat terbatas. Tak heran, jika intelligence mereka tidak begitu diperhatikan dalam training.

Akan tetapi, Warrior yang berpengalaman konon mampu membangkitkan kemampuan laten mereka dengan menggunakan Force. Mereka bisa berubah menjadi Berserker Warrior dan mampu mensummon Astral Weapon setelah mengalami pencerahan jiwa dalam force.
Blader

Blader

Pedang yang Mematikan, Pendekar Pedang Kembar Tercepat BLADER


"Bladers" adalah mereka yang menguasai "bentuk kedua force" yang diturunkan sejak Nevareth Exodus. Menurut catatan Tower Of Sages, skill blader berasal dari gerakan bela diri yang dipraktekkan di negara timur pada jaman yang terlupakan. Bela diri itu ditemukan dan dikembangkan kembali di Masa Yang Diagungkan. Generasi pertama dari 7 sage kemudian mengubahnya menjadi skill bertarung ala Blader di masa kini.
Latihan para Blader dipusatkan pada cara memaksimalkan kemampuan fisik dengan menggunakan Force. Blader lebih mengutamakan teknik rumit dan kecepatan kilat daripada kekuatan yang destruktif. Pada awalnya, Blader menggunakan berbagai macam senjata sebelum akhirnya mereka sadar bahwa Pedang Kembar adalah senjata yang paling tepat bagi mereka. Lantas, Pedang Kembar menjadi lekat dengan para Blader. Sejak saat itu, Blader dikenal sebagai ksatria yang menggunakan Pedang Kembar bermata tunggal atau ganda sebagai senjata utama mereka. Demi mempertahankan kecepatan mereka, Blader memilih armor yang ringan serupa "Martial Suit Set" dari Benua Huan.

Setali tiga uang dengan para Warrior, Blader memiliki pemahaman force yang minim. Imbasnya, mereka lebih kerap menempa kekuatan fisik dan agility mereka ketimbang mendalami pemahaman akan force yang memerlukan intelligence

Blader berpengalaman dikatakan mampu menciptakan bayangan dengan memaksimalkan agility mereka. Mereka juga mampu membunuh musuhnya seketika dengan mensummon astral weapon yang merupakan hasil pencerahan spiritual dalam force.

Wizard

Penhancur pamungkas, Penguasa force WIZARD


"Wizards" adalah para Ksatria yang menguasai "bentuk force pamungkas", yang diwarisi oleh Tower of Sages dari Masa yang Diagungkan. Wizard memanipulasi Force guna menutupi kelemahan fisik mereka.
Layaknya sword skill, magic spell juga berasal masa yang hilang. Namun, salah satu teori terkenal mengatakan bahwa magic pertama kali digunakan sebagai senjata tarung pada Masa yang Diagungkan. Gaya bertarung wizard yang masih berkembang kini adalah hasil pengembangan generasi pertama 7 sage. Jika sword skill digunakan untuk memaksimalkan kemampuan fisik dan kekuatan penghancur, Magic skill tidak hanya semata metode bertarung. Magic skill juga merupakan ilmu yang mempelajari cara memanfaatkan force dalam diri untuk memanipulasi kekuatan luar demi menciptakan energi yang kuat.

Di masa awal nevareth, Wizard menggunakan alat pengendali force yang disebut "Force Stick" yang merupakan peninggalan Masa yang Diagungkan. Kemudian, setelah teknologi core berhasil dirunut dan dikembangkan kembali, para Wizard mengalihkan pilihan pada pengendali force yang lebih agresif, Orb.

Orb bisa dikenakan di satu tangan. Artinya, seorang wizard bisa menggunakan dua buah orb sekaligus guna menggandakan kekuatan serangannya. Sepasang orb juga memungkinkan pemakainya melancarkan berbagai magic spell dalam satu waktu.

Wizard menghabiskan banyak waktunya untuk meningkatkan tingkat intelligence. Di sisi lain, kekuatan fisik dan tingkat agility mereka rendah. Tak ayal, mereka lebih memilih armor yang ringan seperti Martial Suit Set. Menurut sebuah teori yang belum terbukti kebenarannya, Wizard menghindari armor logam karena menghalangi kontak dengan kekuatan luar. Bagi Wizard yang penuh pengalaman, melancarkan berbagai magic spell dalam satu waktu sama saja semudah membalikkan telapak tangan. Di tangan mereka, spell sederhana pun bisa jadi senjata yang mematikan.

Force Archer

Pemanah yang melancarkan tembakan maut pembelah angin FORCE ARCHER


Di antara Authentic Six, "Force Archer", "Force Shielder" dan "Force Blader" tidak berasal dari Tower of Sages seperti ketiga battle style lainnya. Ketiga battle style ini dikembangkan secara independen selama ratusan tahun sejak Nevareth Exodus. Di masa lalu, ketiga battle style ini disebut sebagai "Force Handler", namun terminologi itu kini bisa dikenakan pada semua jenis Battle Style.

Dari ketiga battle style independen ini, "Force Archer" berasal dari kelompok Wizard. Mereka sadar betul akan kemungkinan penggunakan magic spell jarak jauh. Lantas, mereka mempelajari berbagai cara untuk meningkatkan potensi tersebut. Sudah menjadi rahasia umum diantara para Force Handler bahwa hubungan antara jarak dan ruang berbanding terbalik dengan relasi antara ruang dan kekuatan.

Para pendiri Force Archer nyatanya lebih gandrung akan relasi jarak dan kecepatan ketimbang ruang dan kekuatan. Ini berimbas pada penciptaan skill serangan force jarak jauh dan penemuan crystal, varian lanjutan dari Orb para Wizard, yang digunakan untuk mengontrol force alih-alih memperkuatnya.

Penemuan luar biasa ini merambat pada penemuan penting lainnya, "Astral Bow" yang meminimkan resiko penurunan kekuatan ketika menggunakan force jarak jauh dan meningkatkan kecepatan serangan dan pengendalian force pada saat yang sama. Astral Bow kemudian menjadi batu loncatan bagi kemunculan "Astral Weapon", perwujudan dari Force.
Tidak dibutuhkan kekuatan fisik dan agility tinggi guna mengontrol kristal. Force Archer masyhur sebagai ksatria yang paling jarang bergerak dibanding ksatria dengan Battle Style lainnya. Mereka kerap dikenali sebagai ksatria yang gemar memakai "Battle Suit Set" dari Benua Pastur, yang memiliki pertahanan yang lebih mumpuni armor-armor yang ringan.

Force Archer yang berpengalaman mampu melancarkan serangan force jarak jauh secepat kilat bila mereka berlevel master dalam pengendalian Force. Mereka dapat pula melancarkan serangan mematikan ke musuh dari jarak jauh dalam satu tarikan busur.
Force Shielder

Force Shielder

Ksatria gigih yang menggunakan Force untuk melindungi yang lain FORCE SHIELDER


Penemuan Crystal membuka peluang untuk menciptakan jenis pengendalian force baru. Force Shilder menyadari bahwa Astral Bow milik force archer dapat mendukung pengendalian force jarak jauh. Sadar dengan hal ini, Force Shielder mempelajari bagaimana cara memapatkan force di sekitar cystal hingga force yang terkumpul tidak terpendar saat menyerang musuh. Maka, terciptalah apa yang kemudian diberi nama Astral Shield.
Penciptaan Astral Shield membuka lembaran baru sejarah persenjataan Nevarethian. Astral Shield memiliki kekuatan defense yang sangat digdaya hingga bisa juga digunakan untuk melakukan serangan. Para Warrior dan Blader yang mati-matian mencari cara bertarung dan bertahan dengan lebih baik beralih menjadi Force Shielder. Mereka memimpikan pertahanan tanpa tanding dan satu gaya bertarung yang khas. Maka, mereka mulai menanggalkan armor lamanya dan memakai armor berat layaknya Armor Suit para Warrior sembari tetap menenteng Astral Shield.
Force Shielder adalah ahli pengendalian force jarak dekat, artinya mereka tidak bisa melakukan serangan jarak jauh. Demi menutup celah kelemahan ini, Force Shielder mengembangkan spell magic pendukung yang mampu meningkatkan kekuatan serangan dengan memanipulasi kekuatan luar di sekitar tubuh mereka. Inilah yang membuat Force Shielder bisa disejajarkan dengan para Wizard.

Penemuan revolusioner ini memacu munculnya perubahan drastis battle style di Nevareth. Seorang Force Shielder harus menempa kekuatan fisiknya agar mampu menyandang armor suit - armor paling kuat sekaligus paling berat-. Mereka juga dituntut untuk terus mendalami pemahaman akan force guna memaksimalkan kemampuan pengendalian force. Seorang Force Shielder tak boleh memandang sebelah mata dexterity yang menentukan ketepatan serangan sebab ia hanya bisa menggunakan satu pedang untuk melakukan serangan.

Force Shielder dengan pengalaman bertarung yang panjang memahami berbagai cara untuk memanipulasi Astral Shield serta mampu menyempurnakan pertahanan mereka jika mereka menguasai pengendalian force jarak dekat dengan sempurna.
Force Blader

Force Blader

Pendekar Pedang dengan Pedang Force Berkilat FORCE BLADER


Penemuan Crystal dan lahirnya Force Archer memicu munculnya varian Battle Style lainnya selain Force Shielder. Karena Force Blader muncul semasa dengan Force Shielder, keduanya memiliki banyak kemiripan. Dari masa awal Nevareth, Nevarethian telah bermimpi untuk menggunakan pedang dan magic secara bersamaan hingga munculnya ksatria yang bisa bertarung baik dalam jarak dekat maupun jarak jauh bukanlah sebuah kemustahilan.

Namun, impian itu hanya sekadar hayalan sia-sia belaka sampai Force Archer dan Force Shielder muncul. Lantas, membuncahlah ketertarikan untuk mempelajari gaya bertarung yang menggabungkan magic dan ilmu pedang: Force Bladers.
Pada awalnya, Force Blader menggunakan Pedang di satu tangan dan Force Contoller di tangan lainnya. Berbeda dengan saudaranya Force Shielder yang lebih defensif, petarung Force Blader sangat mementingkan Agility guna mempertajam ketepatan serangan mereka. Tak ayal, dengan alasan yang sama, mereka menghindari armor yang lebih berat dari Battlesuit layaknya Armoursuit set. Lantas guna menunjang sisi ofensif mereka, para force archer lebih memilih Orb, yang lebih destruktif alih-alih hanya berfungsi mengontrol Force belaka.

Penelitian guna mempertajam battle style Force Blader berhasil mempertajam Agility mereka. Namun, tetap saja hasil penelitian tidak memberikan hasil yang maksimal. Agility sword skill Force Blader belum setaraf Blader. Belum lagi, kemampuan magic Force Blader yang masih kalah tanding jika disejajarkan dengan kemampuan magic Force Archer dan Wizard. Force Blader juga tak mampu melancarkan support magic spell layaknya Force Shielder. Ini memaksa Force Blader berjuang keras guna mengejar ketertinggalan mereka. Force Blader harus segera mencari celah untuk menaikkan kedigdayaan mereka. Akhirnya, setelah melalui riset yang terentang selama beberapa masa, petarung Force Blader akhirnya menyadari cara untuk mempertegas kekuatan mereka: pengunaan pedang dan magic secara simultan. Maka, lahir sebuah battle skill baru yang diberi nama ??Magic Sword Skills??. Inilah jalan panjang yang dilalui untuk melahirkan para Pendekar Pedang Magis.
Karena para Force Blader harus mahir memainkan pedang dan menguasai magic, mereka melatih kekuatan fisik dan intelligence mereka secara seimbang. Walaupun, tidak begitu banyak Magic Sword Skill yang bisa dipelajari, Force Blader tetap menggabungkan skill pedang dan magicnya kala menyerang. Konon, Force Blader dengan yang kenyang makan garam pertarungan di daratan Nevareth mampu menggabungkan segala magic spell dengan sword skill mereka. Force Blader sekelas ini juga mampu menyebabkan damage yang lebih parah pada lawan mereka dengan menguasai teknik penggabungan magic skill dan sword skill.

No comments:

Post a Comment